Seorang pria muda yang putus asa
berjalan menyusuri pantai bagian selatan California. Apa yang membuatnya sedih
ialah gadis yang dia cintai saat ini tidak berada bersamanya. Gadis itu berada
di Hawai sedangkan dia berada di California. Tiba-tiba, di balik pasir di
pantai tersebut, dia melihat sesuatu yang terlihat seperti lampu ajaib. “Aku penasaran
apakah ini lampu ajaib seperti milik Aladin?” dia membatin. “Hanya ada satu
cara untuk membuktikannya.” Dia akhirnya memungut lampu tersebut dan mulai
menggosoknya. Seketika, keluarlah seorang jin dari dalam lampu tersebut. Untuk
lebih jelasnya, dia bukanlah jin biasa. Dia adalah seorang jin elit.
“Terima kasih sudah mengeluarkanku,
manusia. Aku sudah sesak di dalam sana ... Ngomong – ngomong kamu sudah tahu
aturannya kan? Kamu mengeluarkanku; aku akan mengabulkan satu permintaanmu.
Jadi apa keinginanmu?”
“Tunggu sebentar,” jawab si pemuda. “Aku
pikir kita selalu mendapatkan tiga keinginan jika mengeluarkan seorang jin dari
lampu atau botol.”
“Yah, keadaan telah berubah,” jawab
jin. “Kamu tahu inflasi kan? Kontrakku mengatakan bahwa siapa pun yang
mengeluarkanmu dari lampu akan mendapatkan satu keinginan. Terserah kamu terima atau
tidak. Jadi apa keinginan terbesarmu?”
Pemuda tersebut mempertimbangkan
pertanyaan jin. Dia membutuhkan waktu yang lama untuk berfikir sebelum jin
akhirnya berkata dengan jengkel, “Hei, manusia, cepatlah. Aku tidak punya
banyak waktu. Apa yang kamu inginkan?”
“Kamu akan mengabulkan apa pun
keinginanku?”
“Apa pun!”
“Aku sulit memikirkan apa yang
sebenarnya aku inginkan. Tapi karena kamu memaksa untuk mengabulkan satu
keinginanku, baiklah, aku ingin kamu membuatkan aku sebuah jembatan ke Hawai.”
“Kamu minta apa?” jin kaget. “Aku
ingin mengecek pendengaranku. Keinginanmu adalah sebuah jembatan ke Hawai?”
“Ya. Aku ingin jembatan ke Hawai.
Aku takut terbang. Aku pernah naik pesawat satu kali dan aku sangat ketakutan.
Aku sangat cemas jika terjadi kecelakan pesawat. Aku juga cemas dengan makanan
di pesawat dan banyak hal lainnya.”
“Naiklah kapal!”
“Aku mabuk laut. Sangat parah. Aku
tidak bisa bepergian naik kapal. Jika kamu membangun sebuah jembatan ke Hawai,
aku akan menyetir ke sana. Aku benar-benar harus pergi ke Hawai.”
Dengan sedih, jin bertanya, “Kamu
tahu apa yang kamu minta? Aku tidak bisa melakukannya. Kamu tahu tidak berada
jauh jarak Hawai dari sini? 2000 mil. Aku harus menyelam ke dasar samudera... Kamu
tahu berapa banyak semen yang dibutuhkan? Aku mungkin harus melekatkan pondasinya
di dasar samudera dan membutuhkan waktu berbulan-bulan hanya untuk melakukan
survei geologis dan menyiapkan pernyataan mengenai dampak pembangunannya
terhadap lingkungan. Aku capek sekali setelah ribuan tahun berada di dalam
lampu. Aku tidak punya tenaga lagi ... Tidak! Permintaan ini pengecualian.
Mintalah hal lain. Aku beri satu kesempatan lagi. Adakah orang tertentu yang
ingin kamu temui? Aku bisa menghadirkan siapa pun yang kamu inginkan di sini
dalam sekejab. Ratu Inggris. Madonna. Siapa pun. Aku bisa menghadirkan berapa
pun orang yang kamu mau. Seluruh tentara. Atau mungkin ada benda yang kamu
inginkan. Rolls-Royce? Uang juga boleh.”
Lagi-lagi si pemuda merenung, “Aku
selalu tertarik dengan kemisteriusan dan tidak bisa diprediksinya perempuan. Apakah
kamu tahu kenapa mereka begitu? Aku tidak pernah memahaminya. Jadi itulah
permintaanku.”
“Apa?” jawab jin.
“Bagaimana cara untuk memahami
mereka. Aku selalu ingin tahu apa yang membuat perempuan bisa berubah-ubah
dalam sekejab. Aku akan sangat puas jika kamu bisa menjawab pertanyaanku. Itu
adalah keinginanku.”
... “Jadi, kamu mau jembatan dua
jalur atau empat jalur?” jawab jin.
Catatan : kemungkinan besar penulisnya laki-laki. '_'
Source : Several
versions of this joke exist. One is from S. Comey@aol.com.
See
netsong.com/Jokes/oj211.htm
0 comments