Salah satu
resolusi tahun ini adalah mengisi blog minimal satu minggu sekali.
Ternyata sesuai dugaan, saya hanya akan menulis di saat-saat terakhir.
Saya baru menulis tadi siang, saat minggu kedua tahun ini hampir purna.
Ngga disangka, ternyata yang keluar malah tulisan kayak gini.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
source here
Alkisah,
pada zaman dahulu kala hiduplah seorang gadis bernama Cinderella. Dia hidup
bersama dengan ibu dan dua saudara tirinya. Kedua saudara tirinya semuanya
perempuan. Kita panggil mereka kakak I dan kakak II. Ibu tiri dan dua kakak
tersebut sangat jahat kepada Cinderella. Cinderella harus mengerjakan
pekerjakan rumah sehari-hari seperti memasak, menyapu dan mengepel lantai,
membersihkan halaman, mencuci, sampai memanen hasil kebun. Selain mendapatkan
perlakukan berbeda dengan kedua
kakaknya, Cinderella juga harus tidur di loteng atap rumah mereka.
Suatu
pagi, datanglah utusan dari istana raja untuk menyampaikan undangan pesta dansa
bagi semua putri keluarga tersebut. Punggawa istana menyebutkan bahwa semua gadis
di negeri itu boleh datang dalam pesta dansa tersebut. Dalam pesta dansa,
pangeran akan memilih calon istrinya kelak. Cinderella mendengarkan perkataan
utusan tersebut dari balik lemari sembari mengepel lantai.
Usai
si utusan berlalu, si ibu tiri lalu mengajak kedua putrinya berbelanja ke
pasar. Dia sangat berharap agar salah satu dari putrinya menjadi istri
pangeran. Dia rela menghabiskan tabungan hari tuanya demi perhiasan dan gaun-gaun
mahal untuk anak-anaknya. Dia berfikir,”Menjadi besan raja memang butuh modal
besar. Nanti kalau anakku jadi putri, pasti balik modal.”
Di
loteng, Cinderella sedang bingung. Haruskah dia turut datang ke pesta dansa? Kalau
mau datang, baju apa yang akan dia pakai. Tidak mungkin dia datang ke istana
dengan baju rombengan bau asap dapur. Di tengah galau, muncullah 2 ekor tikus
sahabat Cinderella.
“Cinderella,
ada apa? Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya tikus I.
“Aku
sedang bingung. Pangeran mengadakan pesta dansa esok hari. Semua gadis di
negeri ini diundang hadir karena pangeran akan memilih calon istrinya, tapi aku
tidak punya gaun yang bagus untuk pesta di istana,” sahut Cinderella pelan.
“Datang
saja Cinderella. Gaun bukan hal yang utama. Kalau semua gadis negeri ini
diundang, bukan alasan bagimu untuk tidak pergi hanya karena gaun. Di pesta
nanti makanannya pasti enak. Bawakan aku keju yang lezat ya. Aku sudah bosan
makan keju murahan,” kata tikus II.
“Sebelum
masuk istana, aku akan diusir kalau datang dengan baju mirip kain lap ini. Lagi
pula, mana mungkin pangeran akan jatuh cinta padaku kalau penampilanku
celemongan seperti ini.”
“Aku
sudah bilang kan, penampilan bukan utama. Yang paling penting adalah keju
mahal,” tikus II berapi-api. “Aku sudah mendambakan makan keju kualitas nomor
satu dari Belanda yang hanya dapat dinikmati oleh keluarga bangsawan. Kumohon
pergilah! Kau satu-satunya harapanku.”
“Wahai
Cinderella, apa yang membuatmu sangat ingin datang ke pesta dansa itu?” tanya
tikus I.
“Aku
tidak ingin hidup menderita lagi. Jika aku menikah dengan pangeran, aku akan
menjadi putri. Aku tidak perlu menjalani kehidupan yang menyedihkan ini. Aku
tidak harus bangun pagi-pagi untuk mengambil air di sungai atau tidur larut
malam karena harus menjahit kelambu. Lagi pula kata orang-orang, pangeran
sangatlah tampan. Hanya gadis gila lah yang tidak jatuh cinta pada pangeran.
Menikah dengan pangeran adalah impian semua gadis di negeri ini,” jawab
Cinderella panjang lebar.
“Baiklah
kalau begitu, aku akan meminta tolong temanku untuk membantumu. Sampai jumpa
besok malam,” kata tikus I.
“Jangan
lupa keju mahal untukku ya?” tikus II menimpali.
“Iya.
Selamat tidur, teman-teman,” Cinderella tersenyum sambil menarik selimut yang
melingkupi tubuhnya yang terbaring di lantai loteng.
Besoknya,
suasana rumah sangat heboh. Semua penata rambut dan wajah terbaik di kota
tersebut dipanggil ke rumah untuk merias kedua kakak tiri Cinderella. Tak
ketinggalan, si ibu tiri pun turut dirias. “Jangan terlalu menor. Rias kami
semua dengan anggun dan elegan. Kami masih memiliki garis keturunan keluarga
bangsawan dari kakek suamiku.” Ibu tiri sibuk memberi perintah kepada semua
orang. Semua orang kalang kabut bekerja. Si ibu tiri dan kedua anaknya tidak
mudah dipuaskan. Mereka harus mengganti tata rambut dan make up belasan kali sebelum ketiganya berkata ‘oke.’ Satu jam
menjelang pesta. Semua orang bernafas lega. Semua orang pulang. Tinggal si ibu
tiri dan kedua anaknya beserta Cinderella di rumah itu.
”Cinderella,
kami akan berangkat ke pesta dansa pangeran sekarang. Jangan pergi kemana-mana.
Tugasmu malam ini adalah mengupas semua kacang tanah hasil panenan kita musim
ini. Kalau saat aku pulang nanti tugas itu belum selesai, aku akan menjualmu ke
pasar budak,” ancam ibu tiri.
“Tapi
bu, mana mungkin saya selesai mengupas semua kacang tanah tersebut. Hasil
panenan kita kali ini ada 76 karung. Bagaimana mungkin bisa selesai dalam satu
malam. Apalagi saya juga masih harus menjahit....” kata-kata Cinderella
terpotong oleh tatapan tajam si ibu tiri.
“Jangan
pernah berani mengikuti kami datang ke istana. Pangeran akan muntah melihat
wajahmu,” hardik si kakak I.
“Iya.
Nanti kalau aku jadi istri pangeran, kehidupanmu juga akan lebih baik. Paling
tidak, aku akan memberimu ranjang dan selimut yang tebal di loteng,” kata kakak
II.
“Apa
kau bilang? Istri pangeran? Jangan bercanda. Pangeran pasti akan memilihku. Aku
lebih cantik darimu,” kakak I mulai marah.
“Siapa
bilang kau cantik. Aku lebih pintar dan seksi darimu. Semua pemuda di kota ini
tergila-gila padaku,” kakak kedua menimpali tak kalah seru.
Mereka
berdua hampir cakar-cakaran sebelum akhirnya si ibu tiri melerai. “Sudah!
Berhenti kalian berdua. Aku menghabiskan dana pensiunku untuk penampilan kalian
malam ini. Jangan berani-berani merusaknya tanpa ijinku. Siapa pun yang menjadi
istri pangeran bukan masalah. Kita akan tetap kaya raya. Ayo kita berangkat!”
si ibu tiri bergegas keluar rumah diiringi kedua anaknya yang masih
cemberut. Mereka naik kereta kuda yang
sudah dipesan. Cinderella melihat kereta
melaju pergi sebelum menutup pintu rumah dengan hati pedih.
“Selamat
malam nona muda! Mengapa engkau bermuram durja?” sapa sesosok suara yang
ternyata adalah milik tikus II.
“Oh,
hai kalian! Kalian membuatku kaget. Kalian lihat. Pada akhirnya aku tidak dapat
pergi ke pesta dansa. Dari semua gadis negeri ini, hanya aku yang tidak dapat
pergi ke istana bertemu pangeran. Bahkan aku harus mengupas semua kacang tanah
yang ada di gudang,” Cinderella berkeluh kesah.
“Kami
sudah bilang kan kalau kami akan membantumu. Malam ini, kami akan
memperkenalkan seorang tamu istimewa. Ini dia ibu peri!” kata tikus I.
Tiba-tiba
saja, dalam sekejap mata muncul sesosok ibu-ibu mini cantik agak gemuk dan
berbaju putih dengan tongkat hitam di tangan. “Hai, anak manis. Namamu
Cinderella, bukan? Aku dengar malam ini kau membutuhkan bantuanku.”
Haaahhhh...... Cinderella hanya terbengong melihat pemandangan aneh di
depannya.
“Cinderella,
katakanlah permasalahanmu kepada ibu peri. Beliau akan membantumu,” perintah
tikus II.
“I...iya,”
Cinderella ragu-ragu. “Saya ingin datang ke pesta dansa pangeran di istana
malam ini. Tapi saya tidak memiliki gaun yang bagus. Lalu, saya juga harus
mengupas semua kacang tanah yang ada di gudang malam ini. Saya sangat ingin
sekali datang ke istana. Saya sangat ingin bertemu pangeran.”
“Hoooo....hooo......
Permintaan kecil. Gampang.” Sosok yang mengaku bernama ibu peri tersebut
kemudian mengayunkan tongkat hitam yang dibawanya. Mendadak, baju kumal yang
dipakai Cinderella berubah menjadi gaun cantik berwarna merah nan mempesona.
Lebih cantik dibandingkan gaun yang dipakai oleh dua kakak tirinya. Ibu peri
juga menghias rambut Cinderella yang tadinya hanya diikat kain seadanya. Dalam
beberapa menit saja, sosok Cinderella yang siap mengupas kacang tanah berubah
menjadi Cinderella yang siap datang ke pesta dan bersua pangeran. Sebagai
sentuhan terakhir, ibu peri menyihir sepasang sepatu kaca indah untuk
Cinderella.
“Wooww,
Cinderella, ternyata kau lebih cantik dari semua tikus betina yang kukencani
selama ini. Besok malam, maukah kau makan malam denganku. Tentu saja dengan
keju mahal yang kau bawa dari istana,” tikus II mulai menggombal. Cinderella masih syok dengan perubahan dirinya.
“Cinderella,
kau bisa pergi ke pesta dansa sekarang, tapi aku akan memberitahumu satu hal.
Kau harus pulang sebelum pukul 12 malam. Kekuatan sihirku akan hilang saat
mencapai tengah malam,” pesan ibu peri.
“Haahh???
Tapi pesta pangeran ini till drop. Jadi
bagaimana bisa aku pergi di
tengah-tengah pesta.”
“Malah
bagus Cinderella, kau bisa membuat pangeran penasaran padamu. Cara ini selalu
berhasil. Jangan lupa juga untuk melepas satu buah sepatumu, biar pangeran
semakin penasaran dan mencarimu di penjuru negeri. Benda sihir yang terpisah
dari pasangannya tidak dapat kembali ke wujud asalnya. Ini dongeng terkenal di
dunia tikus yang diceritakan oleh ibuku dulu. Mereka berdua akhirnya bahagia
selama-lamanya,” tikus II sok tahu.
“Satu hal lagi, jangan lupa membawa keju kualitas nomor satu untukku.”
“Cinderella, kau harus pulang
sebelum tengah malam. Kau akan kembali seperti semula saat tengah malam,” kata
tikus I. Pelan-pelan, dia memberi isyarat Cinderella untuk menunduk, lalu dia
berbisik, “Ibu peri yang ini masih trainee,
jadi kekuatannya belum sempurna. Pulanglah tengah malam.” Cinderella hanya
mengangguk. Kemudian dia teringat pada kacang tanah yang harus dikupas di
gudang.
“Simsalabim....” ibu peri
menyihir sepasukan tikus yang langsung menuju gudang untuk mengupas kacang.
Mereka kemudian keluar rumah bersama-sama. “Nah, sekarang bagian terakhir. Aku
ingin kalian berdua ikut serta ke istana menemani Cinderella.” Si ibu peri
kemudian menyihir sebuah kereta dari labu dengan tikus II berubah menjadi kuda
dan tikus I menjadi saisnya. Tikus II sempat meneriakkan ‘Hidup keju ma...’
sebelum berubah menjagi suara ringikan kuda.
∞ж♠ж∞
Di tengah jalan, terjadi
kemacetan panjang menuju istana. Kedatangan semua gadis di pelosok negeri
membuat lapangan parkir istana dan jalanan di sekeliling istana penuh dengan
kereta kuda. Belum lagi banyaknya masyarakat sekitar istana yang ingin melihat
rupa gadis-gadis paling cantik dari seluruh negeri. Beberapa dari mereka bahkan
bertaruh siapa yang akan menikah dengan pangeran.
“Cinderella, jalan ini macet
total. Kalau kau menunggu di dalam kereta, kita tidak akan sampai di atas
sebelum tengah malam. Sebaiknya kau berlari saja ke istana. Jarak istana
tinggal satu setengah kilometer lagi. Pergilah sekarang atau semua usaha kita
akan sia—sia. Aku akan mencari tempat parkir di dekat sini,” kata sais kereta
jelmaan tikus I.
“Baik. Nanti tengah malam aku akan
kembali kemari.” Cinderella mengangkat bagian bawah gaunnya dan dengan
hati-hati menuruni kereta. “Terima kasih banyak, ya, telah mewujudkan impianku
untuk berjumpa dengan pangeran,” kata Cinderella sebelum berlari menuju istana.
Perubahan iklim rupanya juga
turut menjadi musuh Cinderella malam ini. Hujan yang biasanya ditunggu
benar-benar minta dikutuk malam itu. Hujan sebelum pesta dansa pangeran
bukanlah hal yang indah. Sisa-sisa hujan, genangan airnya membuat bagian bawah
baju Cinderella kotor. Sepatu Cinderella sudah tidak berbentuk lagi. Sepatu
kaca berlapis lumpur rupanya termasuk benda yang dilarang masuk ke istana.
Punggawa istana melarang Cinderella membawa sepatunya masuk. Cinderella berniat
untuk mencuci sepatu tersebut, namun punggawa istana tersebut terlanjur merazia
dan menyegelnya dalam kotak benda-benda berbahaya. Punggawa istana ingin
meneliti sepatu kaca tersebut. Tanpa lumpur pun, bagi mereka, sepatu kaca
tetaplah benda ajaib. Birokrasi istana mewajibkan Cinderella menunggu dalam waktu
lama jika ingin sepatunya kembali. Keburu tengah malam. Cinderella tidak
sempat.
Akhirnya, Cinderella memutuskan
memasuki balairung istana tempat pesta tanpa alas kaki. Untunglah gaun yang dia
kenakan cukup panjang sehingga telapak kakinya tertutupi. Tetap saja, semua
mata tertuju padanya. Pada kecantikan dan juga gaun indah yang dia kenakan.
Diperhatikan sedemikian rupa, Cinderella kikuk. Dia tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Dia lupa titipan tikus II untuk membawa pulang banyak keju kulitas
nomor satu. Dia hanya terdiam di pojokan.
Lalu di sana lah. Sosok tinggi
kurus mengenakan baju kebesaran istana warna oranye melihat ke arahnya. Sang
pangeran. Sang pangeran menatapnya. Sang pangeran melepas pelukannya pada gadis
berbaju biru, pasangan dansanya yang segera menghormat dan berlalu. Pangeran
berjalan ke arah Cinderella. Cinderella memerhatikan pangeran dengan seksama.
Pangeran memang sangat rupawan. Memiliki bentuk wajah yang sangat presisi
dengan senyum menawan. Cinderella merasa usahanya tidak sia-sia. Pangeran ini
layak diperjuangkan. Pangeran menghampirinya sembari mengarahkan tangan
kanannya ke arah Cinderella. “Maukah kau berdansa denganku?” tanya pangeran
sopan. Cinderella menyambut uluran tangan pangeran. Mereka berdansa. Cinderella
melihat tatapan mata marah dari ibu tiri dan kedua kakaknya.
Segala hal tidak pernah berjalan
sesuai dengan keinginan Cinderella. Saat dia ingin waktu berhenti berputar,
waktu malah berlari makin cepat. Jam besar di balairung istana berdentang dua
belas kali. Cinderella kaget. Obrolannya dengan sosok paling rupawan di ruangan
tersebut terhenti. Dia kaget. Segera dilepasnya pelukan sang pangeran dan
segera berlari keluar istana. Cinderella ingat saran tikus II untuk melepas
satu buah sepatunya di tangga istana. Tapi dia bertelanjang kaki. Cinderella
bingung. Dia mencari benda-benda di tubuhnya yang jumlahnya sepasang. Anting.
Yah, anting selalu sepasang. Cinderella melepas anting di telinga kanannya dan
melemparnya ke tangga balaiarung. “Semoga pangeran menemukan anting-antingku,”
Cinderella berdoa dalam hati. Cinderella mendengar suara pangeran memanggil di
belakangnya. Dia segera berlari keluar istana.
Terengah-engah, Cinderella
sampai di tempat tikus I memarkir kereta kuda mereka. Baju yang dia kenakan
sudah berubah menjadi baju kumal yang sehari-hari dia pakai. Dia juga tidak
dapat menemukan kereta kuda yang tadi dia naiki. Di situ hanya tergelerak
seonggok labu. Samar-samar, dia mendengar suara-suara memanggil namanya.
“Ouch... Jangan menginjakku!”
“Oh, maaf kalian berdua sudah
kembali menjadi tikus ya?”
“Kekuatan sihir sudah hilang.
Jadi ayo kita kembali ke rumah. Angkat kami Cinderella.” Tikus I sudah bersiap
menaiki tangan Cinderella sedangkan tikus II masih deg-degan, syok karena hampir
terinjak kaki Cinderella. “Bagaimana pesanan kejuku? Apa kau membawa banyak
keju?” tanya tikus II setelah kesadarannya pulih.
“Oh, aduh, maaf, aku lupa,”
Cinderella merunduk dan merasa bersalah pada sahabatnya.
“Aku sudah menduga. Kau bahkan
lupa membawa kedua sepatumu. Kau tidak melempar dua-duanya di tangga istana
kan? Pangeran tidak akan mau mencari gadis dengan sepatu butut,” tikus II terus
ngoceh sambil marah-marah. “Pangeran harus mencarimu agar aku dapat keju-keju
yang kuinginkan.”
“Tenang saja. Aku meninggalkan
sebelah antingku di tangga istana. Semoga saja pangeran menemukannya.”
Cinderella berdoa dalam hati. Dia berlarian dalam gelap dengan dua ekor tikus
dalam pelukannya.
Dua
jam kemudian baru dia sampai di rumah. Kereta yang digunakan ibu tiri dan dua
anaknya sudah sampai ke rumah lebih dulu. Pelan-pelan, Cinderella membuka pintu
rumahnya. Prangg!!!!! Hampir saja sebuah piring mengenai wajah Cinderella. Dua
tikus dalam gendongan Cinderella meloncat kabur. Keadaan rumah berantakan. Ibu
Cinderella sudah bersiap untuk melempar piring yang kedua.
“Kau
anak kurang ajar! Apa yang kau lakukan? Berani sekali kau datang ke istana.
Uang siapa yang kau pakai untuk membeli baju itu? Kenapa kacang-kacang di
gudang menjadi berantakan? Aku memintamu untuk mengupas kulit kacang, bukan
menghancurkan gudang. Besok pagi-pagi akan menjualmu ke pasar budak. Aku tidak
mau lagi melihat wajahmu.” Ibu Cinderella memukul-mukul Cinderella. Kedua kakak
tirinya ikut ambil bagian melampiaskan kekesalannya. Puncaknya, mereka
mengurung Cinderella di gudang. Tanpa selimut dan tanpa makanan.
Cinderella
hanya tergugu. Dia meringkuk di sudut gudang yang hancur berantakan seperti
kapal pecah. Sepertinya, para tikus hasil sihir ibu peri purna berpesta dengan
semua hasil bumi yang ada. Memang tidak bijaksana mengandalkan bantuan dari
seorang peri yang masih trainee. Bukan
hanya isi gudang yang berantakan, badan Cinderella pun sakit semua. Dia
menimang-nimang satu anting miliknya. Perutnya keroncongan. Di pesta dansa
tadi, Cinderella tidak sempat mendekati meja makanan. “Aih, nikmatnya kalau
tadi sempat mencuri beberapa potong keju mahal,” Cinderella mengeluh dalam
hati, mirip rengekan tikus II.
“Cinderella,
kau baik-baik saja,” kata tikus I tiba-tiba.
“Kalian
berdua? Aku tidak apa-apa. Bagaimana
keadaan kalian. Piring tadi tidak mengenai kalian kan?” Cinderella mencoba
bangkit dan memerhatikan sahabat-sahabatnya.
“Hampir
saja. Untung saja aku piawai meniru gerakan Keanu Reeves di Matrix,” sahut
tikus II.
“Cinderella,
ini kami bawakan sepotong kue untukmu. Makanlah.” Tikus I meletakan sepotong
kue di depan Cinderella.
“Terima
kasih banyak, teman-teman. Kalian baik sekali. Maafkan aku ya, aku tidak dapat
membawakan keju yang lezat untuk kalian. Malam ini mungkin adalah perjumpaan
kita yang terakhir. Besok mereka akan menjualku ke pasar budak. Aku tidak tahu
lagi apakah bisa bertemu kalian atau tidak.” Kedua tikus itu bergerak memeluk
Cinderella.
∞ж♠ж∞
Paginya,
terjadi kehebohan besar. Para pengawal dikirim ke penjuru negeri untuk mencari
gadis bergaun merah yang tengah malam kemarin kabur dari pesta dansa pangeran.
Pagi-pagi buta, para pengawal istana sudah sampai ke kota tempat Cinderella
tinggal. Mereka menggelar pengumuman di pasar, tempat hampir semua warga kota
berkumpul di waktu pagi. Mereka membawa lukisan Cinderella. Cinderella yang
mereka cari juga ada di tempat itu. Sedang ditawarkan kepada seorang penjual
budak oleh si ibu tiri. Cinderella yang babak belur pagi itu sangat jauh
berbeda dari potret cantik dalam lukisan. Tak ada yang mengenali. Hanya si ibu
tiri yang mencibir penuh kebencian.
Tidak
menyangka istana akan bertindak sedemikian cepat, ibu tiri batal menjual
Cinderella. Dia mengurung Cinderella di dalam loteng. Dia tidak mau Cinderella
ditemukan. Harapannya, pangeran akan mengadakan pesta dansa lagi jika calon
istri yang terpilih tidak muncul.
Cinderella
hanya meringkuk di loteng sambil menimang-nimang sebelah anting yang dia
miliki. Beberapa kali si ibu tiri dan anak-anaknya melayangkan pukulan ke tubuh
Cinderella. Hanya seperti itu setiap hari. Untung ada duo sahabat kecilnya yang
siap membuatnya kembali tersenyum.
Beberapa
hari kemudian, muncullah beberapa prajurit istana ke kediaman ibu tiri
Cinderella. Mereka akan melakukan pencarian karena gadis yang kabur tengah
malam di pesta dansa pangeran belum juga ditemukan. Mereka berniat menggeledah
isi rumah. Penggeledahan itu dilakukan ke seluruh penjuru negeri. Dan sampailah
mereka ke kediaman Cinderella. Si ibu tiri berusaha meyakinkan para prajurit
bahwa orang yang mereka cari tidak ada di rumah tersebut.
Prajurit mendesak masuk ke dalam
rumah. Melakukan penggeledahan. Cinderella mendengar ada suara orang masuk
rumah dan berusaha menggedor-gedor pintu loteng yang terkunci. Para prajurit
mendengar dan berusaha mencari asal suara. Ibu tiri meyakinkan bahwa itu
hanyalah suara kucing yang dikurung karena mencuri ikan. Para prajurit tidak
percaya dan menuju ke arah loteng. Mereka membuka paksa pintu loteng dan
menemukan Cinderella. Mereka membebaskan Cinderella. Para prajurit sangat marah
dan menangkap ibu tiri serta anak-anaknya karena telah melakukan penganiayaan
terhadap Cinderella. Mereka membawa ibu tiri Cinderella beserta kedua anaknya.
Sebelum para prajurit itu pergi, Cinderella mengatakan bahwa orang yang mereka
cari adalah dirinya. Cinderella menitipkan sebelah anting yang dia miliki untuk
diserahkan kepada pangeran,”Pangeran akan mengenaliku saat kalian menyerahkan
anting ini. Kami pernah berdansa bersama.”
Beberapa
waktu kemudian, Cinderella menyesal telah menyerahkan anting tersebut kepada
para pengawal. Bagaimana kalau para pengawal itu malah menjual anting itu?
Padahal anting itu adalah bukti satu-satunya keberadaan dirinya di malam pesta
dansa itu. Andai saja penjaga istana tidak merazia sepatu kaca miliknya,
nasibnya pasti tidak akan setragis ini.
Singkat cerita, prajurit
–prajurit tersebut adalah prajurit jujur yang menyerahkan anting milik
Cinderella kepada pangeran. Pangeran ingin bertemu dengan Cinderella. Kedua
saudara dan ibu tiri Cinderella telah dipenjara karena tindakan penganiayaan
terhadap dirinya. Waktunya untuk ‘hidup bahagia selama-lamanya’ telah tiba.
Namun ternyata tidak. Pangeran lupa pada Cinderella.
“Prajurit berkata bahwa kau
adalah gadis dalam lukisan itu. Gadis yang kabur pada malam pesta dansa.
Benarkah itu?” tanya pangeran ketika Cinderella menemuinya di istana. Kali ini
pun pangeran tetap berpakaian dengan warna oranye. Mirip warna bunga tulip yang
tumbuh di kebun istana.
“Benar pangeran.”
“Sejujurnya aku tak dapat
mengingatmu. Kau begitu berbeda dengan gadis dalam lukisan. Dia sangat cantik.
Kau, berantakan dengan pakaian compang-camping. Bagaimana aku bisa percaya
bahwa kau adalah gadis itu? Kalian berdua sangatlah berbeda.”
“Dasar pangeran blo’on. Aku kan
sudah meninggalkan sebelah antingku. Coba kalau kau lebih teliti sedikit, kau
pasti menemukan antingku itu. Atau coba aku tidak kehilangan sepatu kacaku,”
batin Cinderella. Di dunia nyata, dia hanya diam. Menunduk.
“Tapi mengingat banyak hal aneh
yang terjadi malam itu. Mulai dari kau yang kabur dari istana, sepatu kaca
hasil razia petugas yang tiba-tiba berubah menjadi sepatu tua, sampai kereta
kuda di jalan depan istana yang tiba-tiba menghilang. Aku punya banyak saksi
yang melihat peristiwa ganjil tersebut. Jadi aku asumsikan bahwa kau
menggunakan sihir ketika datang ke pestaku dulu. Benar begitu?” tanya pangeran.
“Benar, pangeran.” Cinderella
bingung harus mengatakan apa lagi.
“Kau, apa kau tidak tahu bahwa
sihir dilarang penggunaannya di negeri ini?” Pangeran mengintimidasi.
“Hah? Benarkah itu?” Cinderella
kaget. Kenapa dua tikus temannya tidak pernah memberitahunya kalau sihir itu
ilegal? Bekerja mengupas kulit kacang sepanjang hari membuatnya tidak mengikuti
perkembangan dunia.
“Kau pasti tidak tahu karena
terlalu lama dikurung oleh ibu dan saudara-saudaramu. Baiklah. Karena aku telah
memilihmu, aku akan bertanggung jawab atas pilihanku. Meskipun sebenarnya kau
layak dihukum, aku akan memberimu kesempatan untuk turut bersaing memperebutkan
posisi sebagai salah satu istriku,” pangeran melanjutkan.
“Salah satu istri?” Cinderella
berusaha mengecek pencengarannya.
“Apa yang ini kau juga belum
tahu? Aku telah memilih tujuh orang gadis dari seluruh penjuru negeri. Dari
tujuh orang tersebut, akan terpilih empat orang yang akan menjadi
istri-istriku. Ada komite tersendiri untuk melakukan seleksi. Kau bisa datang
besok untuk seleksi,” kata pangeran sambil tersenyum.
“Haaahhh????” Cinderella
bengong. ‘Hidup bahagia selamanya’ rasanya masih jauuuhhh sekali.
∞ж♠ж∞
Pagi-pagi, Cinderella sudah
menuju istana. Cinderella telah berpamitan
dan menitipkan rumah pada penjagaan tikus-tikus sahabatnya. Sesampainya di
istana, sudah menanti keenam calon lainnya. Dia calon ketujuh. Dari tujuh
kandidat tersebut, akan terpilih empat orang untuk membersamai sang Pangeran Oranye.
Mereka bertujuh saling berkenalan. Urutan mereka berdasarkan daftar seleksi
adalah :
1. Hijau, sosok gadis cantik nan
periang yang mudah akrab dengan siapa saja. Sangat cerewet namun baik hati dan
suka menolong. Tipe orang yang dapat membuat suasana menjadi ceria dalam
sekejap.
2. Emas, sosok gadis remaja yang
sangat ingin menjadi pusat perhatian. Selalu ingin diperhatikan oleh lawan
bicara. Sangat mudah bergaul. Tipe ratu pesta yang selalu dikerubuti orang.
Selalu berusaha dekat dan tahu banyak hal tentang Pangeran Oranye.
3. Indigo, sosok gadis cantik nan
kalem yang lemah lembut dan baik hati. Sangat rajin dan tekun. Sama seperti
emas, tahu banyak hal tentang Pangeran Oranye.
4. Rosemary, sosok gadis cantik
yang tahu pasti apa yang dia mau. Tipe cewek cerdas dan berkemauan keras.
Lulusan sekolah keuangan. Berasal dari keluarga bangsawan istana. Teman masa
kecil pangeran oranye. Ada gosip yang bilang bahwa Rosemary adalah cinta
pertama pangeran oranye.
5. Abu-abu, sosok gadis pendiam
dan dewasa. Sosok gadis keren yang jadi panutan orang-orang disekitarnya.
Tenang namun menghanyutkan. Jadi pemimpin diantara ketujuh orang yang ikut
seleksi.
6. Peach, sosok paling cantik
diantara ketujuh kandidat. Cerdas dan berwawasan luas namun kadang kala sangat
berisik. Paling ahli di bidang politik dan kebijakan istana. Sosok yang bakalan
dipilih banyak orang kalau nyalon gubernur.
7. Cinderella, sosok paling
berantakan diantara semua kandidat. Motivasi utama jadi istri pangeran adalah
harta. Baru tahu nama asli Pangeran Oranye beberapa detik yang lalu. Hampir
masuk penjara gara-gara menggunakan sihir ilegal. Terpilih menjadi kandidat
karena belas kasihan sebagai korban KDRT.
Setelah mengerjakan semua
psikotes dan tes-tes lainnya, semua kandidat, satu-satu diminta masuk ke dalam
ruangan untuk wawancara individu. Pertanyaan yang muncul seputar kesiapan
menjadi ibu negara, mendampingi pangeran, adaptasi kehidupan di istana, serta
kegiatan yang akan dilakukan saat menjadi istri pangeran nantinya. Cinderella
yang motivasi utamanya harta jelas-jelas bingung dengan pertanyaan ini. Belum
lagi ketika dicecar mengenai semua tindakan kriminal yang telah dia lakukan.
Dia pasrah. Kandidat lainnya sepertinya cukup puas dengan jawaban-jawaban yang
sudah mereka jawab. Pusing di dalam ruangan, Cinderella keluar ruangan.
Pangeran Oranye berdiri di
tengah taman. Cinderela mendekatinya.
“Selamat siang, pangeran.”
“Selamat siang, Cinderella.
Bagaimana tes yang kau lakukan?”
Cinderella akan tersenyum. “Apa
pangeran akan memilih saya?”
“Apa kau akan memilihku,
Cinderella? Dengan semua kekayaan dan tahta yang kupunya, apa kau akan
memilihku? Jika kau tidak tinggal dengan ibu tiri dan dua saudara yang kejam,
apa kau akan memilihku, Cinderella?” Pangeran Oranye berjalan pergi.
“Mungkin tidak,” jawab
Cinderella dalam hati. Namun bibirnya bergerak berkata,”Saya akan menunggu
hasilnya tanggal 24 Januari 2013, pangeran.” Lalu Cinderella berbalik dan
pergi.
Bandung, 14 Januari 2013
Rizki Darmadi Mayangsari
4 comments
mbak iki lucuk banget!! :))))) Entah kenapa baca bagian Rosemary lulus sekolah keuangan aku ngampet ngguyu tapi berhubung ini pagi buta kudu ditahan :D
BalasHapuseh itu orangnya ada beneran lho di dunia nyata.
BalasHapusBwahahahahaha.. Mbak Kiks dapet inspirasi dari mana deh?
BalasHapusDari kehidupan sehari-hari doang kok. Hehehehehehe.....
Hapus