Hari ini (atau mungkin kemarin) saya kuliah pra pasca sarjana untuk program magister yang saya ikuti. Kurang lebih telat satu setengah trimester dari jadwal yang seharusnya, yaitu Bulan Juli tahun lalu.
Saya bangun jam 6 pagi. Kepala nyut-nyutan. Menunggu. Berharap nyeri di kepala sedikit mereda. Tidak berhasil. Makin parah. Jam 7.30 saya terpaksa bangun dan bersiap-siap berangkat kuliah pra pasca hari pertama.
Saya lari menuju ke kampus. Seperti dugaan, saya tetap saja telat. Setengah jam. Saya membuka pintu ruang 2.2 yang telah tertutup. Kelas hening. Pelan-pelan, saya melihat seorang dosen laki-laki mengenakan jas duduk di depan ruangan. Wajah-wajah asing menatap saya. Akhirnya saya memilih duduk di barisan terdepan. Persis di depan sang dosen. Posisi yang buruk. Sangat buruk. Persis di bawah AC ditambah jarak saya dengan dosen pengajar yang sangat dekat. Udara dingin dari AC bisa jadi membuat batuk dan demam saya menolak pergi. Bukti empiris dari salah satu sahabat di SMA menunjukan bahwa jarak tempat duduk yang terlalu dekat dengan meja guru dapat memicu sakit kepala berlebihan selama jam pelajaran. Benar saja. Sakit kepala saya kian parah. Ditambah kedinginan, meriang, pegal-pegal di bagian pundak, dan kelaparan. Juga gangguan delusional karena beberapa kali seperti mendengar suara bicara dan ketawa salah seorang teman sekelas di ruangan sebelah.
Mata kuliah pertama adalah Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Materi yang sangat menarik. Disampaikan oleh pengajar yang menarik dari FISIP. Salah satu contoh yang diberikan saat menjelaskan perbedaan manusia dan hewan adalah membandingkan cara mencari makan ayam - ayam di New York dengan ayam - ayam di Cimahi. Sangat cerdas. Materi kuliah kedua dan ketiga adalah Dasar-Dasar Manajemen. Materi yang lumayan oke. Walau masih lebih oke kuliah jam pertama.
Kuliah di kelas yang berbeda, saya mulai membandingkan kelas pra pasca ini dengan kelas saya.
1. Jumlah siswa beasiswa kelas ini lebih banyak dari kelas saya.
2. Jumlah cowok di kelas saya lebih banyak. Kelas ini didominasi oleh cewek. Perbandingan cewek dengan cowok kelas ini yaitu 2 : 1. Perbandingan cewek dan cowok kelas saya 1 : 4. Tapi baik kelas ini atau pun kelas saya sama berisiknya.
3. Perbedaan usia di kelas ini tidak terlalu besar. Sepertinya tidak ada seorang pun yang berusia di atas 30 tahun. Rata-rata mereka masih muda sekali. Buat saya, masuk ke kelas ini berasa seperti mengulang kelas bersama adik-adik angkatan (Sebenarnya saya juga ngga tahu gimana rasanya dan ngga mau ngalamin juga. Tapi kalo mau dibayangin, mungkin kayak begitulah rasanya).
4. Banyak orang Jawa di kelas ini. Jadi kalo bareng mereka, saya pasti ngga akan diledekin gara-gara bahasa saya yang medhok.
5. Kelas ini didominasi oleh orang-orang Biologi dan Antropologi. Kelas saya? Sepertinya tidak ada dominasi tertentu dari satu disiplin ilmu. Mungkin teknik. Ada 4 orang.
6. Secara umum, orang-orang di kelas ini sama baik dan ramahnya dengan kelas saya. ; D
6. Materi pra pasca lebih gampang dari pada materi kuliah saya sehari-hari (Ya, iyalah!). Mungkin kalo saya turut serta dalam kuliah pra pasca dari kemarin-kemarin, saya ngga bakalan terintimidasi oleh kawan-kawan sekelas saya. Mungkin juga jatuh cinta dengan ilmu lingkungan ngga akan jadi sesulit ini.
Itu semua hanya gambaran awal saya mengenai kelas pra pasca saya. Bisa jadi saya salah. Bukti empiris menunjukan saya biasanya salah mengenali karakter orang pada pandangan pertama. Para sahabat-sahabat terbaik saya adalah orang - orang yang pada awalnya saya anggap jahat, menyebalkan, kaku, atau berlebihan. Saya membutuhkan lebih banyak data dan tentu saja konsistensi untuk dapat memberikan penilaian lebih jauh. Jadi kita lihat saja dua minggu ke depan. Apa yang akan terjadi?
Saya bangun jam 6 pagi. Kepala nyut-nyutan. Menunggu. Berharap nyeri di kepala sedikit mereda. Tidak berhasil. Makin parah. Jam 7.30 saya terpaksa bangun dan bersiap-siap berangkat kuliah pra pasca hari pertama.
Saya lari menuju ke kampus. Seperti dugaan, saya tetap saja telat. Setengah jam. Saya membuka pintu ruang 2.2 yang telah tertutup. Kelas hening. Pelan-pelan, saya melihat seorang dosen laki-laki mengenakan jas duduk di depan ruangan. Wajah-wajah asing menatap saya. Akhirnya saya memilih duduk di barisan terdepan. Persis di depan sang dosen. Posisi yang buruk. Sangat buruk. Persis di bawah AC ditambah jarak saya dengan dosen pengajar yang sangat dekat. Udara dingin dari AC bisa jadi membuat batuk dan demam saya menolak pergi. Bukti empiris dari salah satu sahabat di SMA menunjukan bahwa jarak tempat duduk yang terlalu dekat dengan meja guru dapat memicu sakit kepala berlebihan selama jam pelajaran. Benar saja. Sakit kepala saya kian parah. Ditambah kedinginan, meriang, pegal-pegal di bagian pundak, dan kelaparan. Juga gangguan delusional karena beberapa kali seperti mendengar suara bicara dan ketawa salah seorang teman sekelas di ruangan sebelah.
Mata kuliah pertama adalah Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Materi yang sangat menarik. Disampaikan oleh pengajar yang menarik dari FISIP. Salah satu contoh yang diberikan saat menjelaskan perbedaan manusia dan hewan adalah membandingkan cara mencari makan ayam - ayam di New York dengan ayam - ayam di Cimahi. Sangat cerdas. Materi kuliah kedua dan ketiga adalah Dasar-Dasar Manajemen. Materi yang lumayan oke. Walau masih lebih oke kuliah jam pertama.
Kuliah di kelas yang berbeda, saya mulai membandingkan kelas pra pasca ini dengan kelas saya.
1. Jumlah siswa beasiswa kelas ini lebih banyak dari kelas saya.
2. Jumlah cowok di kelas saya lebih banyak. Kelas ini didominasi oleh cewek. Perbandingan cewek dengan cowok kelas ini yaitu 2 : 1. Perbandingan cewek dan cowok kelas saya 1 : 4. Tapi baik kelas ini atau pun kelas saya sama berisiknya.
3. Perbedaan usia di kelas ini tidak terlalu besar. Sepertinya tidak ada seorang pun yang berusia di atas 30 tahun. Rata-rata mereka masih muda sekali. Buat saya, masuk ke kelas ini berasa seperti mengulang kelas bersama adik-adik angkatan (Sebenarnya saya juga ngga tahu gimana rasanya dan ngga mau ngalamin juga. Tapi kalo mau dibayangin, mungkin kayak begitulah rasanya).
4. Banyak orang Jawa di kelas ini. Jadi kalo bareng mereka, saya pasti ngga akan diledekin gara-gara bahasa saya yang medhok.
5. Kelas ini didominasi oleh orang-orang Biologi dan Antropologi. Kelas saya? Sepertinya tidak ada dominasi tertentu dari satu disiplin ilmu. Mungkin teknik. Ada 4 orang.
6. Secara umum, orang-orang di kelas ini sama baik dan ramahnya dengan kelas saya. ; D
6. Materi pra pasca lebih gampang dari pada materi kuliah saya sehari-hari (Ya, iyalah!). Mungkin kalo saya turut serta dalam kuliah pra pasca dari kemarin-kemarin, saya ngga bakalan terintimidasi oleh kawan-kawan sekelas saya. Mungkin juga jatuh cinta dengan ilmu lingkungan ngga akan jadi sesulit ini.
Itu semua hanya gambaran awal saya mengenai kelas pra pasca saya. Bisa jadi saya salah. Bukti empiris menunjukan saya biasanya salah mengenali karakter orang pada pandangan pertama. Para sahabat-sahabat terbaik saya adalah orang - orang yang pada awalnya saya anggap jahat, menyebalkan, kaku, atau berlebihan. Saya membutuhkan lebih banyak data dan tentu saja konsistensi untuk dapat memberikan penilaian lebih jauh. Jadi kita lihat saja dua minggu ke depan. Apa yang akan terjadi?