Udah pada tahu belum sekarang kerjaan saya apaan? Ngga usah dibahas ya, anggap saja sudah tahu. Nah, karena faktor pekerjaan tersebut, saya harus mendedikasikan beberapa postingan di sosial media untuk keperluan pekerjaan. Jadi nanti, kalo ada postingan yang waras, itu karena kerjaan. Biar saya tetap bisa makan.
Hmmm, saya pasti bingung di bagian membuka dan menutup tulisan. Gini aja deh, saya cerita aja. Sejak pindah ke Nganjuk sekitar sebulan yang lalu, saya kos dan tinggal di Desa Mangundikaran. Dari internet, saya dapati informasi, bahwa Eyang Mangundikara ini merupakan salah satu dari dua prajurit Kerajaan Kediri yang ditugaskan mencari putra mahkota yang hilang. Dalam perjalanan, salah satu prajurit itu jatuh cinta dengan adik temannya (saya lupa ini Ki Mangundikara atau temannya), nah si kakak ngga suka kalau temannya meminang adeknya. Akhirnya mereka perang. Nah, Ki Mangundikara akhirnya dimakamkan di daerah yang sekarang bernama Mangundikaran.
Nah, kemarin sempat bertemu dan ngobrol dengan salah satu keturunan Eyang Mangundikara ini. Berdasarkan keterangan beliau, cerita tersebut SALAH. Beliau mengkritisi, "Lah, kalau mati pas ngelamar gadis, gimana kami-kami ini (keturunannya) bisa ada?"
Akhirnya beliau bercerita bahwa Mangundikara ini bernama asli Mangunkusumo. Beliau merupakan keturunan dari Tumenggung Salingsingan yang turut serta dalam pasukan Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Saat Belanda menangkap Pangeran Diponegoro, beberapa pengikutnya masih terus berjuang, salah satunya yaitu leluhur Mangunkusumo. Saat dewasa, Mangunkusumo berganti nama menjadi Mangundikara. Mangundikara pada akhirnya menjadi nama tempat yang beliau buka di Jawa Timur.
Demikian. Ngga usah ada gambar ya. Saya kemarin lupa ambil gambar untuk keperluan blog. Oh ya, nanti kalau ada informasi terbaru, tulisan ini akan direvisi. Gaya nulis juga akan diperbaiki saat mood saya membaik.
*informasi baru*
*informasi baru*
Setelah saya tanyakan ke dinas, ternyata sejarah yang benar, Ki Mangundikara kemungkinan besar adalah prajurit Kediri yang diutus mencari putra mahkota yang hilang. Sebenarnya ada makam lain yang lebih tua, sehingga kemungkinan besar, di wilayah Mangundikaran sudah merupakan permukiman pada masa Perang Diponegoro.
Salam budaya,
Kiki
#penggiatbudaya #budayakita #rajutasuhnusantara
0 comments