Kiki's Notes

Cukup kaget dengan sms seorang teman tadi siang yang berbunyi,"Sudah tanggal 27. Dan saya masih galau."

Lalu bagaimana dengan saya? SAMA.

Saya masih memiliki banyak pertanyaan yang belum terjawab tahun ini. Beberapa diantaranya adalah :
1. Bagaimana nasib saya di tahun 2013? --> mungkin pertanyaan ini bakal terjawab kalo saya tanya Mama Lauren. Tapi hidup kan ngga gitu juga ya?
2. Apa yang diinginkan Tuhan dari saya sebenarnya. Untuk apakah saya diciptakan ke dunia ini? --> Ini pertanyaan yang belum terjawab dari saya kelas 4 SD.
3. Di mana saya akan bekerja nantinya? Apakah di dunia psikologi, kesehatan, pendidikan, lingkungan, atau di ***? --> Bingung akibat sering gonta ganti major.
4. Siapa belahan jiwa saya? --> pertanyaan paling seru buat didiskusikan namun tak pernah ada konklusi.
5. Apa tujuan Tuhan sebenarnya membuat saya datang kemari dan melakukan semua hal ini? --> tentu saja selain semua yang saya tulis dalam motivation letter saya.
6. Bagaimana nasib saya setelah saya lulus master nantinya? --> makin jalan makin galau. T_T
7. Apakah saya bisa ambil Ph.D matematika?
8. Bakat saya yang sebenarnya apa sih? --> Parah banget lah.
9. Bagaimana nasib orang-orang yang tidur di jalanan dan tidak punya tinggal? Apa tahun depan mereka akan punya rumah? minimal rumah singgah.
10. Bagaimana nasib anak dan istri Sidharta Gautama setelah beliau memutuskan meninggalkan istana ya?
11. Bagaimana nasib saya pada tanggal 2 Januari 2013 nanti? Apakah saya akan menangis atau tertawa?

Akhir tahun ini, saya capek sekali. Sangat.
Semoga tahun depan lebih indah. Dan saya juga lebih bersemangat.


Kiki

Aku telah berjalan. Berjalan. Dan terus melangkah. Sampai di sini. Apakah ini masih di awal, tengah, atau akhir, aku tak pernah tahu. Aku hanya paham satu hal. Aku akan terus melangkah sampai aku menemukan apa yang aku inginkan. Apa yang aku cari? Entah di mana.

Sepanjang perjalanan, ada kalanya aku kelelahan, kepayahan, dan kehausan. Tapi aku tak pernah takut. Ada banyak teman di sisiku. Saat lapar, kami akan memasak bersama, memancing ikan atau memetik buah bersama. Bahkan saat jalanan terlalu menanjak dan curam, kami akan saling berpegangan. Dalam pekatnya hutan belantara, kami akan saling menjaga. Kami saling berbagi di saat mendung, hujan, badai, atau terik. Kami akan berlarian kecil di jalan saat rintik hujan. Beristirahat di bawah pohon besar, menikmati semilir angin saat matahari menyengat hanya untuk saling melihat bahwa semuanya baik-baik saja.

Meski banyak teman, ada kalanya kita berpisah di jalan yang bercabang. Aku sendirian. Dalam pekatnya malam aku merenung, memikirkan jalan mana lagi yang akan dilalui. Apakah ini jalan yang benar? Bagaimanakah akhir perjalanan ini? Kesendirian membuat aku berfikir dan memahami sekelilingku lebih baik. Namun aku juga merindukan sahabat. Jika kesendirian membuat aku paham, maka kehadiran sahabat adalah realisasi pemahaman itu. Bersama sahabatlah angan diwujudkan.

Bukan hanya sahabat. Pejalan dengan langkah kecil ini juga berhutang banyak, banyak sekali pada penduduk di sekitar jalan yang dilewatinya. Banyak bantuan dari orang-orang yang mungkin tidak akan pernah aku temui lagi. Aku dan mereka hanya bersisian jalan di waktu ini. Di tempat ini saja. Tidak ada kesempatan lainnya. Tapi bantuan selalu ada. Dari daun-daun yang merindangi jalan. Buah-buah yang turut menentramkan perut. Air jernih yang mengusir dahaga. Udara yang selalu tersedia. Juga tanah tempat kaki berpijak. Semua menawarkan bantuannya. Entah bagaimana aku membalas semua ini. Termasuk pencipta semua ini, yang menjaga semuanya ada pada waktunya untukku, hanya untukku.

Kadang jalan yang aku lewati terlalu indah untuk ditinggalkan. Danau dengan hamparan rumput menghijau di sekelilingnya. Ada banyak buah-buahan di sini. Langit terlalu agung untuk diabaikan. Gunung yang menjulang kehijauan. Angin semilir. Membuatku ingin terlelap. Menikmati belaian angin, tarian dedaunan, sejuknya air, dan wanginya rumput esok hari. Namun perjalanan tidak usai di sini. Perjalanan akan tetap berlanjut. Menuju tempat pemberhentian terakhir. Ada kereta yang harus dikejar.

Seberapa jauhnya aku melangkah, rasanya tak ingin melupakan semuanya. Hasrat mata, telinga, kulit, lidah, hidung, bahkan hati ingin merasakan sebanyak mungkin rangsang yang muncul dijalan ini. Merekam semuanya dalam otak. Menciptakan sambungan sinapsis baru yang kian ruwet. Namun kemampuan ini terbatas. Seberapa keras aku merekam semua, selalu ada yang terlewat. Ini hanya jalan. Ada perhentian akhir. Entah di mana.

Namun, jalan ini lah yang mendewasakan aku. Dia mengajarkan banyak hal. Meski dia seolah hanya terhampar mendatar, setiap jejak kakiku terekam di atasnya. Tanahnya basah akan peluh dan air mataku. Semuanya ada dan nyata. Suatu hari, entah kapan, dia dapat menjadi saksi bahwa aku pernah berjuang di atasnya. Dia adalah saksi kekuatanku. Dan juga kelemahanku.

Entah bagaimana akhir perjalanan ini. Aku hanya melangkah. Melangkah. Dan terus melangkah. Berpegangan tangan sahabat. Berterima kasih pada semua yang berbaik hati di tengah jalan. Menikmati semua keindahan yang ada. Mengingat tempat kembali yang kurindukan. Serta mengarahkan pikiran ke ujung jalan ini, tempat di mana semua ini akan menuju, dan akhir dari perjalanan ini. Juga pencarianku.


Aku berbahagia atas semua langkah yang sudah aku ayunkan sampai detik ini.
Yogyakarta, 9 Desember 2009 jam 21.47


NB : Tulisan lama yang jadi pengingat kalau saya pernah berbahagia sekali, satu saat (padahal sebenere g kreatif dan g ada ide).

This morning, I had butterflies in my stomach.
Tonight I am having a butterfly in my room.
What a coincidence!

Having insomnia after taking IELTS test today.

This time I will say apologize toward myself because I violated my own promise to write at least one writing every month. The only reason was because of my laziness. T_T

Many things had happened in this November. Most of them were happiness moments. Many dreams came true in this month. Thanks God, the only deity I believe in.
1. I had a graduation party. Horray!!!!
2. Septi became Dyah Magetan 2012. Finally, the dream that look impossible in the past became possible now.
3. I met my first love and (you know what happened?) maybe I did not fall  for him anymore. My heart beat did not run faster when I saw him smile. Finally, my craziness toward him went away forever. I felt happy and sad together. Happy because I could try to love other guy and sad because I lost him. It is ok! I can try seeking a new love life. Wakakaka.....
4. All of my friend in Yogyakarta accepted my new appearance. Although they did not support me, I know that they still wanna be my friends. Actually I love their reaction toward it.
5. Maybe, my friend love him. What should I do? Is it ok if I act like I know nothing?
6. I applied for IELTS Test in the middle of December 2012. I hope I will have score more than 6.5.
7. I have an academic crisis! Hiks...hiks...hiks...
8. I applied for many job. I really hope that I can earn my own money for life.
9. I did my proposal for thesis in the first semester. What a great time!
10.The IELT course in TBI will be ended next week. We already had the test simulation and next week we will get the feed back.

That a few things that had happened in November. I hope that December will be better. Thank God for everything and also for the rain.

At the root of insanity
Is having too much time on your hands
Too much time to think
Too much time to remember past hurts
And to wish things could be different.

Too much time spend alone,
Staring at these four walls
With too much time to think,
To remember past hurts
And to wish things were different.

Got to rid myself of this insanity
I'll busy myself with a flurry activities
And seek the companionship of others.
They'll tell me the time heals all wounds,

But now I'll still cry,
When I have too much time to think
And remember past hurts
Wishing things are different.

Jo A Witt (contemporary poet) copyright 1994

Up date kehidupan saya hari ini :
1. Saya kemarin pindah kos. Sama dekatnya, tapi akses akan kamar mandi makin terbatas.
2. Saya belum keramas dari minggu kemarin.
3. Saya belum juga mengganti catatan kuliah ke dalam bentuk yang lebih layak.
4. Saya sudah membeli kursi dan aqua galon. Jadi makin sejahtera dech hidup saya.
5. Saya belum juga membeli buku dan mengabari dosen perihal diterimanya saya di sini.
6. Saya belum me-sms teman kos lama bahwa saya pindah kos.
7. Saya belum juga belajar Filsafat Ilmu dan MSDA, yang akan UTS besok.
8. Saya belum memulai menulis satu kata pun untuk Gado-Gado.
9. Saya belum punya tabungan untuk bayar TES IELTS.
10. Saya bingung, kenapa banyak hal yang belum saya lakukan.

Beberapa hal tentang Bandung yang cukup berkesan untuk saya :
1.  Semua orang memanggil saya 'Neng.' Horraayyy!!!
2.  Orang Bandung ramah - ramah.
3.  Bandung kotor. Banyak sampah berserakan. Selain itu, susah menemukan tempat sampah di sepanjang jalan. apalagi ada banyak pohon yang daunnya jatuh sepanjang waktu.
4.  Orang Bandung menganggap bahwa tempat selain Bandung dan Jakarta adalah "Jawa". Waktu pertama datang ke Bandung dan masih bingung jalan, saya ketemu mbak-mbak di dalam angkot dan terjadilah percakapan berikut ini :
    Mbak dlm angkot (M) : Baru pertama kali ke Bandung ya?
    Saya (S)                      : Kedua. Tapi sudah lama. Saya lupa jalannya.
    M                               : Dari mana, Neng?
    S                                 : Dari Yogya
    M                               :  Oh, Jawa ya? Teteh juga kemarin baru dari Jawa?
    S                                : Dari mana, Teh? Yogya? Solo?
    M                               : Teteh kemarin baru dari Jawa. Dari Tasik. Ya ampun jauhnya.
    S                                : Ngggggg.... (dalam hati gubraaakkk!!!)
5.  Bandung tetap panas, sama seperti Yogya. Hanya saja di sini lebih berangin.
6.  Bayar angkotnya jauh-dekat. Jadi say goodbye to hobi muter2 kota pake angkot saat galau.
7.  Jalannya naik turun. Niat naek sepeda akan berakhir dengan menuntun sepeda.  
8.  Makanan di Bandung untuk sementara ini lebih berasa dibandingkan Yogya. tapi rata-rata lebih mahal 2 rb dibanding Yogya, kecuali sate ayam yang hanya 8rb, sedangkan di Yogya 12 rb.
9.  Banyak kos campur di sini. Pertama nanya kos putri, si ibu kos bilang gini,"Oh ada. Kos putri ada. Kos putra juga ada." Melihat ekspresi kaget saya, si ibu menambahkan,"Enggak campur kok, putri di bawah, putra di lantai atas." Ya... itu ma namanya kos campur.
10. Kata orang-orang di Bandung banyak cowok cakep. Tapi mana cowok cakepnya? Mana?
11. Air Bandung di pagi hari dingin sekali. Engga separah di Malang, tapi sangat amat dingin dibandingkan Yogya atau Ngawi.
12. Kawasan kos-kosan di sekitar sini (no name) umpel-umpelan. Banyak gang kecil dan berliku-liku. Lebih parah lah dibandingkan tempat saya dulu melakukan kegiatan PKM Convert Sensitization yang juga daerah padat penduduk.
13. Bepergian di dalam kota Bandung membutuhkan waktu yang cukup panjang karena banyak jalan searah dan macet.
14. Pasar Minggu pagi di Gazibu lebih ramai dan besar dibandingkan di seputaran UGM.
15. Harga barang Gazibuan di pagi hari dan siang hari berbeda sangat jauh. Harga kasur pagi hari 180rb, harga saat jam 11 siang adalah 150rb.
16. Toko Yogya adalah Aldi-nya Bandung.
17. Ternyata WS dan Lele Lela juga buka cabang di Bandung.
18. Sepertinya tempat les bahasa di Bandung lebih mahal dibandingkan Yogya.
19. Banyak pohon di pinggir jalan. Horraayyy... buat pejalan kaki.
20. Kota ini lumayan nyaman buat ditinggali sementara.

What is it to grow old?
Is it to lose the glory of the form,
The lustre of the eye?
Is it for beauty to forego her wreath?
Yes, but not for this alone.

Is it to feel our strength—
Not our bloom only, but our strength—decay?
Is it to feel each limb
Grow stiffer, every function less exact,
Each nerve more weakly strung?

Yes, this, and more! but not,
Ah, 'tis not what in youth we dreamed 'twould be!
'Tis not to have our life
Mellowed and softened as with sunset-glow,
A golden day's decline!

'Tis not to see the world
As from a height, with rapt prophetic eyes,
And heart profoundly stirred;
And weep, and feel the fulness of the past,
The years that are no more!

It is to spend long days
And not once feel that we were ever young.
It is to add, immured
In the hot prison of the present, month
To month with weary pain.

It is to suffer this,
And feel but half, and feebly, what we feel:
Deep in our hidden heart
Festers the dull remembrance of a change,
But no emotion—none.

It is—last stage of all—
When we are frozen up within, and quite
The phantom of ourselves,
To hear the world applaud the hollow ghost
Which blamed the living man.


A poem by Matthew Arnold (1822 - 1888), a British poet and cultural critic.

Judul          : Life in A Day
Tahun         : 2011
Director     : Kevin McDonald
Producer   : Ridley Scott
Production : Scott Free Productions dan Youtube

There is a place where the sidewalk ends
And before the street begins,
And there the grass grows soft and white,
And there the sun burns crimson bright,
And there the moon-bird rests from his flight
To cool in the peppermint wind.

Let us leave this place where the smoke blows black
And the dark street winds and bends.
Past the pits where the asphalt flowers grow
We shall walk with a walk that is measured and slow,
And watch where the chalk-white arrows go
To the place where the sidewalk ends.

Yes we'll walk with a walk that is measured and slow,
And we'll go where the chalk-white arrows go,
For the children, they mark, and the children, they know
The place where the sidewalk ends.


A poem  by Shel Silverstein (1930 - 1999), an American poet, singer, song-writer, musician, composer, cartoonist, and children books' author.

You may write me down in history
With your bitter, twisted lies,
You may trod me in the very dirt
But still, like dust, I'll rise.

Does my sassiness upset you?
Why are you beset with gloom?
'Cause I walk like I've got oil wells
Pumping in my living room.

Just like moons and like suns,
With the certainty of tides,
Just like hopes springing high,
Still I'll rise.

Did you want to see me broken?
Bowed head and lowered eyes?
Shoulders falling down like teardrops.
Weakened by my soulful cries.

Does my haughtiness offend you?
Don't you take it awful hard
'Cause I laugh like I've got gold mines
Diggin' in my own back yard.

You may shoot me with your words,
You may cut me with your eyes,
You may kill me with your hatefulness,
But still, like air, I'll rise.

Does my sexiness upset you?
Does it come as a surprise
That I dance like I've got diamonds
At the meeting of my thighs?

Out of the huts of history's shame
I rise
Up from a past that's rooted in pain
I rise
I'm a black ocean, leaping and wide,
Welling and swelling I bear in the tide.
Leaving behind nights of terror and fear
I rise
Into a daybreak that's wondrously clear
I rise
Bringing the gifts that my ancestors gave,
I am the dream and the hope of the slave.
I rise
I rise
I rise.


A poem by Maya Angelou (1928 - present), an American author and poet.

Hello, ini adalah blog kedua yang saya punya. Blog pertama menganggur beberapa tahun dan mungkin saja telah musnah. Jadi sekarang saya memutuskan untuk membuat blog baru di domain yang lebih ramai.

Harapan saya dengan kelahiran blog kedua ini adalah :
1. Membuat saya semakin rajin menulis. Berdasarkan pengalaman, kehidupan saya lebih teratur saat saya rajin menulis.
2. Membuat saya jadi terbiasa dengan bahasa tulis.
3. Sebagai media katarsis saya sehari-hari.
4. Melatih kemampuan menulis.
5. Menjadi kenang-kenangan saat saya tua nanti.
6. Media komunikasi dengan para sahabat saya. Selamat datang teman-teman!!!!!!
7. Lain-lain (ini rahasia).

Jadi selamat datang ke dunia blog saya yang baru. Semoga engkau tumbuh sehat dan semakin kuat dari hari ke hari.

Rizki Darmadi